PRASMUNAM PRESENT
Navigasi  
  Home
  Contact
  Forum
  Admin
  Gallery
  Log In
  Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berikut berita terbaru Prasmunambaya
HUT Pramuka di Istana
www.presidensby.info on 08/14/2008 at 2:08pm (UTC)
 Kamis, 14 Agustus 2008, 16:49:36 WIB

Peringatan Hari Pramuka ke-47
SBY: Saya Tidak Ingin Gerakan Pramuka Tidak Penting di Indonesia
Image Hosted by ImageShack.us

Presiden SBY menyematkan Lencana Melati kepada tokoh-tokoh kepanduan, dalam acara Peringatan Hari Pramuka ke-47, di Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8) sore. (foto: rusman joni/presidensby.info)
Presiden SBY menyematkan Lencana Melati kepada tokoh-tokoh kepanduan, dalam acara Peringatan Hari Pramuka ke-47, di Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8) sore. (foto: rusman joni/presidensby.info)
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Kamis (14/8) sore, menghadiri upacara Peringatan Hari Pramuka ke-47 di Lapangan Gajah Mada, Kompleks Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur. Dalam upacara yang dihadiri kurang lebih 2.250 anggota Pramuka tersebut, Presiden SBY menjadi Pembina Upacara.

Tampak hadir bersama dengan Presiden di dalam acara yang bertemakan "Dengan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Pacu Perkembangan Gerakan Pramuka", antara lain, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, serta Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar. Dengan tema tersebut di atas, diharapkan gerakan Pramuka dapat berkembang sebagai lembaga pendidikan yang strategis untuk membentuk generasi muda yang tangguh.

Presiden SBY selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, menyematkan Tanda Kehormatan Lencana Melati dan Dharma Bakti kepada para penerima. Mereka yang menerima Lencana Melati merupakan tokoh-tokoh pandu Asia Pasifik. Mereka adalah Jenderal TNI Djoko Santoso, Fasli Jalal, Hon Jejomar C. binay, Pehin Dato Seri Paduka Awang Mohd Ali Daud, Abdullah Rasheed, Yaacob Bin Haji A. Karim, Abdul Kader Bin Haji Mhd Nor, dan Wahidin Halim. Kemudian Abdul Hafiz Hasibuan, L. Rumadas, Amirul Tamim, Stefanus Vreeke Runtu, Ridwan Effendi, Mahrus Amin, Wan Abubakar, Hanny Sondakh, Tamotsu Inoue serta Idris Rahim.

Sementara itu, enam orang yang menerima Lencana Dhara Bakti adalah Ridwan Suwidi, M. R. Kambu, Satono S. P., Imdaad Hamid dan Marwan Hasmen. Selain itu, Pungkas Tri Baruno, salah seorang Tim Ekspedisi Tunas Indonesia yang wafat setelah berhasil menancapkan bendera Merah Putih dan bendera Gerakan Pramuka di Gunung McKinley, Alaska, Amerika Serikat, juga dianugerahi Lencana Darma Bakti.

Presiden SBY bertekad untuk mensukseskan revitalisasi gerakan Pramuka. "Karena saya tidak ingin gerakan Pramuka tidak penting lagi di Indonesia. Saya juga tidak ingin Pramuka jadi melempem, kurang semangat dan apa adanya," kata Presiden.

Presiden SBY mengungkapkan bahwa Pramuka sangat penting serta tetap relevan dengan perkembangan jaman. "Walaupun globalisasi penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi manusia adalah faktor penentu utama. Oleh karena itu, kita ingin membangun manusia yang memiliki karakter, bukam hanya pemuda yang cerdas yang menguasai ilmu pengetahuan, tapi juga yang tangguh kepribadiannya, baik budi pekertinya," jelas SBY.

Presiden berharap Pramuka dapat maju dan berkembang. "Melahirkan tunas-tunas bangsa yang akan membangun bangsa kita, menuju masa depan yang lebih baik," ujar SBY.

Selain itu, agar revitalisasi Gerakan Pramuka sukses, Presiden SBY meresmikan Pendidikan Bela Negara untuk 146 orang dari seluruh Indonesia. "Untuk menanamkan jiwa bela negara sebagai generasi bangsa," ujar Presiden.

Kepada seluruh anggota Pramuka, Presiden SBY berpesan agar mereka selalu memperkuat organisasi serta manajemen kepramukaan, selalu memantapkan gugus depan berbasis sekolah serta wilayah. Lalu memantapkan prinsip dasar serta metode kepramukaan dan memantapkan tekad dan semangat anggota Pramuka sebagai satu bangsa.

Kepada para menteri, Presiden SBY juga menginstruksikan untuk terus memberikan dukungan dan fasilitas nyata kepada Gerakan Pramuka, termasuk pendanaan.

Akhirnya, kepada orang tua almarhum Pungkas, Presiden SBY mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam serta memberikan pernghargaan yang tinggi atas perjuangan almarhum. "Kita semua bangga atas patriotisme Pungkas Tri Baruna dan namanya akan terukir abadi dalam kisah perjuangan bangsa," kata SBY.

Layaknya upacara Pramuka, upacara tersebut diakhiri dengan menyanyikan Hymne Satya Dharma Pramuka, pembacaan doa serta ditutup dengan penghormatan pasukan kepada pembina upacara. (mit)
 

Selamat Ulang Tahun Pramuka
admin on 08/14/2008 at 1:46pm (UTC)
  Image Hosted by ImageShack.us


Mati Seribu Tumbuh Satu
Pada usianya yang hampir setengah abad, Pramuka tampak begitu renta. Jumlah anggotanya terus berkurang dan tak lagi diminati kalangan muda. Organisasi yang sebenarnya mengajarkan survival itu ternyata kesulitan bertahan.

Hari ini, Pramuka genap berusia 47 tahun. Warga kota yang berusia lebih dari 30 tahun mungkin masih ingat bahwa 14 Agustus adalah hari kebesaran Pramuka. Maklum, mereka masih merasakan kejayaan Pramuka yang ketika itu menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi pelajar.

Sekarang, kondisinya sangat jauh berbeda. Pramuka tak lagi identik dengan pelajar, apalagi di perkotaan. Bahkan, banyak sekolah yang terang-terangan menolak memasukkan Pramuka dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka. Alasannya, ajaran Pramuka terlalu menyita waktu dan kurang bermanfaat bagi pelajar di perkotaan.

Seragam Pramuka pun tak lagi wajib dikenakan seluruh pelajar pada Jumat dan Sabtu. Hampir semua sekolah swasta menggantinya dengan seragam yang menjadi identitas masing-masing. Hanya sekolah negeri yang masih mau mempertahankan tradisi tersebut. Itu pun sebatas menggunakan seragam, bukan menjadikannya simbol kegiatan ekstrakurikuler.

Ya, perbandingan Pramuka zaman dulu dengan sekarang ibarat bumi dengan langit. Dulu, pepatah mati satu tumbuh seribu pasti berlaku bagi Pramuka. Kini, pepatah itu sudah terbalik, mati seribu tumbuh satu. Pramuka begitu sulit menambah jumlah anggota, malah berkurang tiap tahun.

Mengapa bisa seperti itu? Jawabannya ada dua. Pertama, Pramuka tak lagi diwajibkan. Kedua, Pramuka kalah bersaing dari ekstrakurikuler lain. ''Pramuka itu bagus karena melatih kemandirian. Tapi, sekarang banyak kegiatan yang lebih keren,'' kata M. Syamsul Arif, siswa kelas XI IPA4 di SMAN 3 Surabaya.

Pendapat Arif itu mungkin mewakili banyak remaja di metropolis saat ini. Pramuka dianggap kalah gengsi oleh ekstrakurikuler lain seperti band atau olahraga. Apalagi, gaung berbagai even yang diselenggarakan Pramuka nyaris tak terdengar.

Kondisi tersebut sebenarnya diakui Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur Bambang S.W. ''Selama beberapa tahun terakhir, Pramuka memang mengalami penurunan peminat,'' ungkap pria yang sudah 40 tahun bergelut dengan Pramuka tersebut.

Salah satu penyebabnya, banyaknya pilihan kegiatan lain yang bisa dilakukan remaja saat ini. ''Dulu, kegiatan ekstrakurikuler tidak sebanyak sekarang. Jadi, daripada tidak ada kegiatan sama sekali, remaja akan memilih Pramuka,'' katanya.

Tapi, sekarang, daftar panjang kegiatan ekstrakurikuler ditawarkan sekolah. Baik SD, SMP, maupun SMA. Mulai marching band, musik, berbagai olahraga seperti basket dan voli, serta banyak lainnya. Belum lagi berbagai tambahan kegiatan akademis di luar sekolah. ''Orang tua cenderung lebih peduli pada kemampuan akademis anaknya dibanding yang lain,'' tegas Bambang.

Penurunan tersebut tidak hanya terjadi di Surabaya. Di berbagai kota lain, tak banyak pelajar yang berminat pada Pramuka. Apalagi setelah gerakan kepanduan itu tidak menjadi kegiatan yang diwajibkan. Itu diperparah oleh ketiadaan pembina yang memiliki kemampuan lebih untuk memodifikasi Pramuka menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan.

''Banyak pembina yang kurang berkualifikasi. Sering hanya karena sudah lama ikut Pramuka, dianggap sudah bisa jadi pembina,'' ujar Drs Soeripto, kepala sekolah SMK PGRI 12 sekaligus andalan manajemen di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya.

Karena tidak memahami tugasnya, yang diajarkan pun tidak berkembang. Akibatnya, peserta didik menjadi bosan. Dan Pramuka mati suri.

Lihat saja statistik yang diberikan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya. Pada 2004, jumlah anggota mereka menurun drastis. Fakta tersebut diperoleh ketika dilakukan registrasi ulang nasional (RUN). Hampir separo gugus depan yang terdaftar sudah tidak beroperasi alias pasif. Mereka sempat memiliki kegiatan Pramuka, namun kemudian mati perlahan-lahan.

Bukan hanya itu, statistik tersebut menunjukkan fakta yang tidak berimbang antara pembina dengan peserta didik. Idealnya, sepuluh peserta didik dibimbing satu pembina. Kenyataannya, jumlah pembina di Surabaya hanya 3.047 orang. Padahal, untuk tingkat siaga dan penggalang saja, jumlah peserta didik Pramuka mencapai 127.536 orang. Artinya, satu pembina harus mengawasi 40 peserta didik.

Jumlah tersebut masih berpeluang turun. Sebab, registrasi ulang nasional Pramuka kembali dilakukan tahun ini. Hasilnya, hanya 52 persen jumlah gugus depan yang terdaftar telah melaporkan diri. Sisanya bisa jadi tidak aktif atau masih melakukan RUN. ''Tapi, kita tidak bisa mengatakan mereka mati sebelum RUN selesai akhir tahun ini. Mungkin lebih tepat disebut gudep pasif,'' jelas Bambang Siswanto, staf Tata Usaha Kwartir Cabang Surabaya.

Meski tak lagi sebesar dulu, bukan berarti Pramuka harus beralih jalur. Menurut Soeripto, Pramuka harus bertahan dan berkompetisi dengan kegiatan lain. Caranya, tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai gerakan moral dan nasionalis. ''Itu ciri khas Pramuka. Kalau mengenai minat dan bakat, sudah ada kegiatan lain yang mewadahi,'' tegas pria yang bergelut dalam Pramuka selama 15 tahun itu.

Dia menyatakan, Pramuka tidak perlu lagi diwajibkan bagi pelajar. ''Kalau mereka ikut dengan hati, loyalitas dan semangat untuk dibina pasti lebih besar,'' tegasnya. (any/fat)

dikutip dari www.jawapos.com hari kamis 14 Agustus 2008
 

<-Back

 1 

Continue->

Beranda  
 
Username:
Password:
 
chat  
 
 
Sampaikan Salammu  
 
Name :
Web URL :
Message :
 
Today, there have been 6 visitors (6 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free